Oleh : Astrid Widia )*
Aparat keamanan menunjukkan kesiapan penuh dalam menjamin stabilitas dan ketertiban selama perayaan pergantian Tahun Baru 2025–2026 di berbagai daerah. Kepolisian dan TNI mengerahkan personel gabungan secara terukur untuk memastikan malam pergantian tahun berlangsung aman, nyaman, dan bebas dari gangguan berarti.
Langkah tersebut sekaligus menegaskan komitmen negara dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat yang merayakan momentum akhir tahun di ruang publik maupun lingkungan masing-masing.
Pengamanan terpusatkan pada lokasi-lokasi strategis yang berpotensi menjadi titik konsentrasi massa, mulai dari pusat kota, kawasan wisata, rumah ibadah, hingga pusat perbelanjaan. Aparat juga memprioritaskan jalur transportasi utama agar mobilitas masyarakat tetap terjaga.
Pendekatan tersebut dirancang tidak hanya untuk mencegah tindak kriminalitas, tetapi juga untuk mengantisipasi potensi gangguan ketertiban umum yang kerap muncul saat perayaan berskala besar.
Selain penjagaan fisik, aparat mengintensifkan patroli siber guna memantau peredaran informasi yang berpotensi memicu keresahan. Upaya tersebut menjadi relevan di tengah derasnya arus informasi digital yang kerap disalahgunakan melalui penyebaran hoaks atau provokasi. Dengan kombinasi pengamanan lapangan dan pengawasan ruang digital, aparat berupaya menghadirkan perayaan tahun baru yang damai dan terkendali.
Komitmen serupa juga ditegaskan oleh aparat gabungan TNI, Polri, dan pemerintah daerah melalui operasi pengamanan khusus yang melibatkan ribuan personel. Penyiagaan tersebut difokuskan pada titik rawan kemacetan dan kawasan dengan tingkat kerawanan kriminalitas lebih tinggi.
Aparat menilai keberhasilan pengamanan tidak hanya bergantung pada jumlah personel, tetapi juga pada sinergi lintas sektor yang melibatkan pemerintah daerah dan tokoh masyarakat hingga tingkat lingkungan terkecil.
Dalam konteks tersebut, aparat secara konsisten mengajak masyarakat untuk turut menjaga kondusivitas selama perayaan. Imbauan tersebut mencakup ajakan melaporkan hal mencurigakan, menghindari perilaku yang berpotensi mengganggu ketertiban umum, serta mematuhi aturan lalu lintas. Partisipasi aktif masyarakat dipandang sebagai faktor penentu terciptanya suasana aman dan penuh kegembiraan di awal tahun.
Aspek lalu lintas menjadi perhatian khusus, terutama di wilayah metropolitan. Terkait hal itu, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Komarudin menilai konvoi kendaraan berpotensi menimbulkan kepadatan dan gesekan antarpengguna jalan.
Oleh sebab itu, aparat mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan konvoi pada malam pergantian tahun. Kebijakan pengaturan lalu lintas juga disesuaikan dengan pelaksanaan pengaturan khusus di sejumlah ruas protokol Jakarta.
Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta mengambil langkah konkret dengan menutup Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman bagi kendaraan pribadi pada malam pergantian tahun.
Pengaturan tersebut dilakukan seiring penyelenggaraan kegiatan publik dan penataan arus lalu lintas demi keselamatan bersama. Pemerintah daerah menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan semata pembatasan, melainkan upaya menciptakan ruang publik yang aman dan tertib.
Untuk mendukung mobilitas warga, pemerintah daerah menggratiskan layanan transportasi publik yang dikelola, seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Transjakarta. Layanan tersebut beroperasi hingga dini hari guna memastikan masyarakat dapat kembali ke rumah dengan aman. Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat memanfaatkan transportasi publik yang telah terintegrasi dengan baik, sekaligus mengurangi potensi kemacetan dan risiko kecelakaan.
Di daerah lain, aparat kepolisian mengedepankan pendekatan yang lebih reflektif dalam menyambut pergantian tahun. Salah satunya yakni dari jajaran Polda Jawa Tengah yang mengajak kepada seluruh masyarakat supaya bisa merayakan malam tahun baru secara lebih sederhana dan tertib, tanpa menyalakan kembang api atau petasan. Ajakan tersebut dilandasi atas adanya kepedulian sosial yang kuat, terutama di tengah situasi duka akibat bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia belakangan ini.
Polda Jawa Tengah menilai bahwa momentum pergantian tahun 2025 menuju ke 2026 ini seharusnya dimaknai sebagai ruang refleksi dan harapan, bukan hanya semata perayaan meriah saja namun tanpa makna apapun yang berarti.
Maka dari itu, seluruh personel aparat keamanan mendorong agar masyarakat dapat mengganti euforia yang biasanya dilakukan secara berlebihan dengan kegiatan yang jauh lebih bernilai, seperti doa bersama, aktivitas keagamaan, dan aksi solidaritas sosial. Pendekatan secara humanis tersebut diyakini mampu untuk menciptakan suasana di tengah publik bisa menjadi lebih aman, nyaman, dan bermakna bagi seluruh lapisan masyarakat.
Melalui Operasi Lilin Candi 2025 tersebut, Polda Jawa Tengah melalui Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto mengatakan terus mengedepankan imbauan secara persuasif demi senantiasa menjaga situasi keamanan dan ketertiban bagi masyarakat supaya bisa tetap kondusif.
Aparat keamanan juga mengingatkan terkait dengan adanya ketersediaan layanan darurat kepolisian yang bisa dijangkau oleh warga melalui call center 110 yang dapat diakses selama 24 jam apabila sewaktu-waktu masyarakat membutuhkan bantuan.
Secara keseluruhan, jaminan keamanan yang disiapkan oleh pemerintah melalui aparat menunjukkan betapa tingginya keseriusan negara dalam melindungi seluruh masyarakat saat momentum pergantian tahun tersebut.
Namun, keberhasilan pengamanan itu tetap membutuhkan adanya banyak dukungan secara aktif dari masyarakat sendiri. Perayaan tahun baru 2025 menuju ke tahun 2026 yang berlangsung dengan aman dan damai hanya akan dapat terwujud ketika semua elemen, baik itu dari aparat dan warga dapat berjalan dengan seiring terus menjaga kondusivitas bersama. (*)
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis
