Oleh : Dirandra Falguni )*
Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Berbagai program dan kebijakan strategis terus diluncurkan untuk meningkatkan daya saing UMKM, memperluas akses keuangan, serta mempercepat digitalisasi sektor ini.
Dukungan tersebut hadir melalui sinergi antara pemerintah, perbankan, akademisi, dan organisasi masyarakat.Salah satu bentuk dukungan konkret bagi UMKM datang dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), yang sukses menyalurkan kredit bagi UMKM hingga mencapai Rp1.106 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan apresiasi terhadap pencapaian ini yang dinilai sebagai langkah strategis dalam memperkuat sektor UMKM di Indonesia. Pihaknya mengapresiasi BRI yang telah menyalurkan kredit sebesar Rp1.106 triliun kepada UMKM. Ini pencapaian luar biasa dan menunjukkan upaya signifikan BRI dalam memperkuat perekonomian rakyat.
Selain penyaluran kredit, BRI juga aktif dalam program pemberdayaan UMKM. Salah satunya adalah pelibatan 1.000 UMKM dalam berbagai inisiatif pengembangan usaha, yang sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan lapangan kerja berkualitas dan mendukung pertumbuhan UMKM.
Untuk memperkuat ekosistem keuangan inklusif, BRI memperluas jaringannya melalui AgenBRILink yang kini melibatkan hampir 1 juta agen dan warung di seluruh Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan akses layanan perbankan bagi pelaku usaha mikro di pelosok negeri.
Dukungan terhadap UMKM juga datang dari sektor pendidikan dan dunia usaha. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyambut baik kolaborasi kementeriannya dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) dalam mendukung UMKM. Satryo menyoroti pentingnya sinergi antara akademisi, dunia usaha, dan pemerintah dalam memperkuat sektor UMKM.
APINDO saat ini menjalankan program APINDO UMKM Merdeka (AUM), yang menjadi payung bagi APINDO UMKM Akademi. Program ini bertujuan untuk mendukung transformasi UMKM melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kebutuhan industri.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan Program AUM ini merupakan kolaborasi antara APINDO dan Kemendiktisaintek yang berperan penting dalam pengembangan UMKM. Menurutnya semua pihak harus membuka peluang lebih luas bagi pelaku usaha mikro agar lebih kompetitif.
Ketua Bidang UMKM APINDO, Ronald Wala, menambahkan bahwa pihaknya berupaya membangun ekosistem UMKM berbasis pentahelix, yang melibatkan pengusaha, pemerintah, akademisi, masyarakat, dan media.
Sementara itu, Ketua Umum APINDO, Shinta W. Kamdani, menegaskan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran besar dalam pertumbuhan UMKM. Menurutnya, pendidikan, riset, dan teknologi adalah bagian integral dari ekonomi. Oleh karena itu, kolaborasi ini harus terus diperkuat.
Tidak hanya di perkotaan, dukungan terhadap UMKM juga terus diperkuat di daerah perdesaan. Organisasi Gema Desa berkomitmen membantu UMKM perdesaan agar lebih berdaya saing. Ketua Umum Gema Desa, Sobari, mengatakan salah satu bentuk kepedulian mereka terhadap UMKM adalah melalui penyelenggaraan bazar UMKM dengan menghadirkan 66 stan produk UMKM dari 23 provinsi, dalam rangka Silaturahmi Nasional (Silatnas) HUT ke-17 Gema Desa di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Sobari berharap pemerintah lebih aktif memberikan pembinaan ekonomi bagi pelaku UMKM desa, terutama terkait permodalan dan pemasaran. Saat ini masih banyak UMKM di desa yang kesulitan modal dan akses pasar. Diharapkan pemerintah dapat memberikan solusi agar mereka tidak lagi bergantung pada lembaga keuangan nonformal seperti bank plecit.
Silatnas Gema Desa tahun ini direncanakan akan dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto, didampingi Hashim Djojohadikusumo sebagai Pembina Gema Desa dan Wakil Menteri Desa, Ahmad Riza Patria.
Sebagai informasi, di Jawa Tengah, sektor UMKM menjadi tulang punggung perekonomian daerah. Berdasarkan data terbaru, dari total 4,2 juta unit usaha di Jateng, sebanyak 90,48% merupakan usaha mikro, 8,50% usaha kecil, 0,94% usaha menengah, dan hanya 0,08% usaha besar.
Wakil Ketua DPRD Provinsi Jateng, Sarif Abdillah, menyoroti tantangan yang dihadapi UMKM, seperti digitalisasi, akses teknologi, pendampingan usaha, dan keterbatasan permodalan. Menurutnya UMKM memiliki potensi besar, tetapi masih menghadapi kendala dalam digitalisasi dan akses modal. Semua harus mendukung kebijakan pemerintah agar UMKM semakin berdaya saing.
Sarif juga menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan akademisi sangat diperlukan untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat Jateng.Dengan semangat kerja sama dan inovasi, kita bisa mewujudkan kemandirian ekonomi nasional yang kuat, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Pemerintah bersama berbagai pihak terus mendorong pertumbuhan UMKM melalui berbagai program strategis. Dari penyaluran kredit dan pameran internasional oleh BRI, kolaborasi pendidikan dan dunia usaha oleh APINDO dan Kemendiktisaintek, hingga penguatan UMKM di perdesaan oleh Gema Desa, semua inisiatif ini bertujuan mempercepat perkembangan UMKM agar mampu berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Dengan dukungan yang semakin luas dari berbagai pihak, UMKM Indonesia diharapkan dapat semakin tangguh, inovatif, dan mampu bersaing di tingkat global.
)* Kontributor Beritakapuas.com