Semangat Sumpah Pemuda dalam Komitmen Pemerintah Membangun Generasi Muda Tangguh di Tanah Papua

Oleh: Yulianus Wanimbo*
Semangat Sumpah Pemuda yang menyatukan bangsa Indonesia dalam tekad satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa kini hidup kembali di Tanah Papua. Dalam kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, semangat itu diwujudkan dalam bentuk nyata: membangun generasi muda Papua sebagai garda depan kemajuan bangsa. Pemerintah menempatkan Papua bukan sekadar wilayah pembangunan, tetapi sebagai pusat kebangkitan semangat nasionalisme yang menegaskan bahwa setiap anak bangsa, dari Sabang hingga Merauke, memiliki hak dan peluang yang sama untuk maju.
Momentum kebersamaan itu terlihat dalam kegiatan Seminar Nasional “Bersatu Rasa Memeluk Warna” di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Kehadiran Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, Billy Mambrasar, membawa pesan kuat dari pemerintah pusat tentang percepatan pembangunan di Tanah Papua yang berpihak pada rakyatnya. Pemerintah menegaskan bahwa pembangunan Papua harus dijalankan dengan cepat, tepat sasaran, dan melibatkan langsung masyarakat setempat, terutama generasi mudanya. Semangat ini sejalan dengan nilai Sumpah Pemuda yang menempatkan pemuda sebagai ujung tombak perubahan dan pemersatu bangsa.
Suasana penuh persaudaraan antara mahasiswa Papua dari Salatiga, Solo, dan Semarang memperlihatkan betapa kuatnya tekad generasi muda untuk berkontribusi bagi kemajuan daerahnya. Pemerintah menegaskan pentingnya peran pemuda Papua dalam menentukan arah pembangunan yang sesuai dengan karakter dan potensi lokal. Pendekatan ini menandai era baru pembangunan nasional yang inklusif, partisipatif, dan berkeadilan.
Keseriusan pemerintah dalam membangun Papua juga tercermin dari langkah strategis di berbagai bidang. Aktivis muda Papua, Charles Kossay, menilai bahwa sejak awal masa jabatan Presiden Prabowo, Papua telah menjadi prioritas utama pembangunan nasional. Berbagai kebijakan dan kunjungan kerja tingkat tinggi ke wilayah timur Indonesia menegaskan bahwa negara hadir sepenuhnya di Papua. Penunjukan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebagai Ketua Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) memperkuat koordinasi lintas kementerian dan mempercepat implementasi kebijakan otonomi khusus secara lebih efektif.
Langkah-langkah tersebut bukan hanya memperkuat pembangunan fisik, tetapi juga menumbuhkan rasa kepercayaan diri di kalangan masyarakat Papua, khususnya generasi muda. Pemerintah terus menanamkan nilai bahwa kemajuan Papua adalah bagian tak terpisahkan dari kemajuan Indonesia. Dalam konteks ini, semangat Sumpah Pemuda menemukan relevansinya: membangun kesetaraan, memperkuat persatuan, dan menciptakan ruang yang adil bagi seluruh anak bangsa untuk berkembang bersama.
Pendidikan menjadi pilar utama dalam membangun generasi muda Papua yang unggul. Melalui Program Sekolah Garuda Transformasi, pemerintah menghadirkan akses pendidikan berkualitas di wilayah timur Indonesia. Peresmian Sekolah Garuda di Sorong, Papua Barat Daya, menjadi simbol nyata dari tekad untuk memastikan pendidikan unggul tidak hanya hadir di kota besar, tetapi juga di pelosok nusantara. Program ini menjadi bagian dari visi besar pemerataan kualitas sumber daya manusia Indonesia, di mana setiap anak Papua mendapatkan kesempatan yang sama untuk berprestasi di tingkat nasional maupun global.
Pemerintah juga mendorong munculnya gagasan Sekolah Rakyat di Papua Tengah dan Nabire sebagai inovasi pendidikan berbasis kerakyatan. Model ini memungkinkan masyarakat, tokoh adat, dan pemuda terlibat langsung dalam proses belajar-mengajar dengan memanfaatkan fasilitas lokal seperti balai kampung atau rumah ibadah. Konsep ini mencerminkan semangat gotong royong yang sejalan dengan nilai Sumpah Pemuda — membangun bangsa dengan tangan sendiri, bersama masyarakat, dan berlandaskan pada kearifan lokal.
Di tingkat daerah, semangat kolaboratif itu terus diperkuat melalui program Kabinet Papua Cerah yang digagas oleh Gubernur Papua Mathius D. Fakhiri. Pemerintah daerah membuka ruang dialog langsung dengan masyarakat, mendengarkan aspirasi mereka, dan menjadikan suara rakyat sebagai dasar kebijakan publik. Langkah ini memperlihatkan bahwa pemerintahan yang baik bukan hanya hadir dalam kebijakan, tetapi juga dalam tindakan nyata yang dekat dengan rakyat. Dengan semangat keterbukaan dan partisipasi, Papua bergerak menuju tata kelola pemerintahan yang responsif dan berkeadilan.
Rangkaian kebijakan dan inisiatif tersebut menunjukkan bahwa pemerintah tidak sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga membangun manusia Papua yang berdaya, terdidik, dan percaya diri. Generasi muda Papua kini memiliki ruang luas untuk menjadi pelaku pembangunan, pemimpin masa depan, dan penjaga keutuhan bangsa. Mereka tumbuh dalam semangat nasionalisme yang kuat, sebagaimana diikrarkan para pemuda pada 28 Oktober 1928 — semangat yang kini dihidupkan kembali dalam wujud nyata pembangunan berkeadilan.
Papua hari ini menjadi cerminan dari Indonesia yang bertransformasi menuju masa depan yang inklusif. Pemerintah pusat dan daerah berjalan seirama, perguruan tinggi dan komunitas muda bersatu, dan masyarakat adat menjadi mitra sejajar dalam pembangunan. Semua bergerak dalam semangat yang sama: mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dengan fondasi semangat Sumpah Pemuda, komitmen pemerintah membangun generasi muda Papua menjadi simbol kebangkitan nasional yang baru. Papua tidak lagi dilihat dari jauh, melainkan dirangkul sebagai bagian tak terpisahkan dari jantung Indonesia. Di bawah kepemimpinan Prabowo–Gibran, Papua bangkit dengan semangat persatuan, pendidikan, dan kebanggaan nasional.
Inilah makna sejati dari semboyan “Papua Bangkit, Indonesia Kuat” — ketika semangat Sumpah Pemuda menyatu dengan kerja nyata pemerintah, melahirkan generasi muda Papua yang tangguh, cerdas, dan siap membawa Indonesia menuju kejayaan di masa depan.

*Penulis merupakan Aktivis dan Pemerhati Pendidikan Pemuda Papua

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *